Mowned

Mowned
My Gadget Timeline

Minggu, 31 Oktober 2010

sedih..

betapa aku tidak sedih, bila bencana terus2 menerpa negeri ini.
aku bukan sedih semata2 karena banyaknya korban jiwa,
aku bukan sedih semata2 karena banyak keluarga yang tercerai berai,
bukan pula aku sedih semata karena banyak anak yang harus tumbuh tanpa orang tua.
aku juga sedih karena aku tidak bisa berbuat banyak untuk mereka semua.. tapi sekali lagi, bukan semata karena itu.

betapa aku tidak sedih, karena aku tahu kenapa negeri ini terus dirundung bencana!

betapa negeri ini tidakkan terus ditimpa bencana, bila penduduknya selalu merusak dunia! merusak hidup mereka sendiri! bahkan merusak hidup orang lain!

betapa banyak orang yang tidak peduli pada alam, mengambil sumber daya alam seenaknya! tidak memikirkan keberlangsungan hidup margasatwa! tidak memikirkan bagaimana alam saat anak cucunya tumbuh di masa depan!

betapa banyak orang yang tidak berkasih sayang pada sesama! banyak, banyak sekali orang yang rela membunuh demi uang! banyak sekali orang yang rela menghancurkan hidup orang demi uang! banyak sekali orang yg mau memfitnah orang lain demi uang!

betapa banyak pula orang-orang yang sangat suka bertengkar! apa saja dipertengkarkan! seolah tidak ada dunia untuk berdialog tenang! saling unjuk kekuatan, massa dalam jumlah besar! merusak fasilitas umum! menggangggu orang lain yang sedang bekerja!

tapi masih ada orang-orang lain, yang jauh lebih menyedihkan daripada mereka...

betapa Tuhan tidakkan terus menimpakan negeri ini dengan bencana, bila banyak penduduk negeri ini yang tidak ingat padaNya! tidak acuh pada perintahNya! tidak peduli pada peringatanNya!!

di tengah rangkaian bencana ini, ada seorang mengatakan atas dasar Kitab Suci yang dicintainya, tentang peringatan Tuhan dan kesalahan manusia. lalu, orang-orang menistakannya. mereka tidak mau mendengarnya. mereka menerima bantuan materi, namun menolak bantuan rohani. mereka mengingkari peringatan Tuhan, mengatakan bahwa harusnya bencana ini, kalau memang dari Tuhan, diberikan pada orang-orang yang lebih zalim.


pikirkan! salahkah yang disampaikannya? apakah diri kita benar2 suci dari dosa, sehingga tidak pantas menerima bencana? apakah diri kita sudah benar2 beriman, sehingga tidak akan diuji dengan sedikit kekurangan, kelaparan, penderitaan, dan kematian? apakah Tuhan sedemikian piciknya, sehingga musibah dunia ini sungguh kejam? apakah Tuhan sedemikian tidak adilnya, sehingga orang2 yang lebih zalim tidak mendapat bencana yang serupa? apa oleh karena itu, kita pantas mengingkari ini sebagai kehendak Tuhan?

ada seorang yang shaleh InsyaAllah, dia hidup dengan sederhana. walaupun dia memiliki penghasilan yang tinggi pada akhir2 tahun ini, tapi dia tetap hidup sederhana. dia pernah diamanahkan sesuatu, dan sampai kematiannya dia tetap memegang amanah itu.
tapi apa yang terjadi setelah kepergiannya? orang2 yang tidak mengenalnya bahkan berdebat atas dirinya. ada yang memujinya, ada yang menyanjungnya, tapi tidak sedikit yang menistakannya.
mereka anggap kematian di shaleh sebagai kematian yang konyol. mereka tuding si shaleh sudah mengajak orang lain mati bersamanya. mereka katakan si shaleh bodoh karena tidak mau meninggalkan amanahnya, akhirnya mati dengan mengenaskan.


pikirkan! maut itu sudah ditentukan! dan si shaleh InsyaAllah adalah seorang yang diberi rahmat oleh Tuhan untuk merasakan kedatangannya. pantaskah ia menghindarinya? apakah ada manfaat baginya mati dengan meninggalkan amanahnya? pikirkan!

tidakkah Tuhan akan terus menghujani negeri ini dengan bencana.. bila kita masih berselisih untuk hal yang sederhana.

Naudzubillahi min Dzalik..

Astagfirullah Al Adzim..