Mowned

Mowned
My Gadget Timeline

Jumat, 25 Mei 2012

Negeri Ajaib Itu Bernama GAZA

*** Alhamdulillah, pada hari Sabtu 12 Mei 2012, dengan izin Allah SWT, kami delegasi Indonesia dari unsur ASPAC, KNRP, PKPU, Dewan Dakwah, ADARA dan SALIMAH (total 13 orang) berhasil memasuki Gaza. Kami tergabung dalam program syaddurrihal, yang merupakan himpunan delegasi-delegasi dari berbagai negara di seluruh dunia, dalam event : Amnial Basmah (senyum yang bermil-mil panjangnya). Dengan tujuan memasuki Gaza, dan menyuarakan kebebasan tanah palestina dan Al-Quds dari sana.

Subhanallah.. Gaza memang benar-benar negeri yang ajaib... Di tengah blokade Israel yang mencekik, negeri itu bertahan dengan kekuatan yang sempurna. Walaupun air bersih sangat sulit (sebagian besar harus minum pakai air mineral yang dipasok dari luar) karena air yang ada di instalasi air, terasa agak asin, akibat sumber air tawarnya, banyak yang disedot oleh Yahudi. Walaupun listrik sulit, di mana pasokan listrik hanya sanggup memenuhi 30% kebutuhan, sehingga pemadaman dilakukan scecara bergilir setiap hari dengan model : 8 jam nyala, 8 jam padam. Walaupun mereka terpaksa membangun rumah, sebagiannya berasal dari sisa puing-puing rumah yang hancur oleh roket Yahudi. Ya.. Rumah yang hancur itu mereka DAUR ULANG. Reruntuhan tembok dihaluskan, dicampur semen baru, dan dicetak menjadi batako baru, besi-besi diluruskan kembali sebagai bahan tulangan beton. Tiada yang tersisa... Gaza benar-benar negeri ajaib...

Kami tidak menemukan sebuah kota pun yang kami pernah kunjungi, seperti ajaibnya Gaza. Kehidupan yang sulit, tidak mampu menutupi semangat yang nampak dari mata mereka. Mulai dari buruh hingga perdana menterinya. Semua bercerita dengan penuh semangat: "Bahwa suatu saat, kami akan merebut Al-Quds... Kami akan mengusir Yahudi itu dari negeri kami..." Subhanallah... Walaupun sebagian dari mereka hanya sanggup makan sehari sekali, namun kami selama 5 hari di Gazza, tidak menemukan SATU ORANG PENGEMIS pun!!! Gaza benar-benar negeri ajaib...

Dengan izin Allah, kami bisa bertamu ke rumah Asy Syahid Syaikh Ahmad Yassin. Di sana kami disambut oleh istrinya, ditunjukkan kursi roda yang biasa dipakainya, dan ditunjukkan kursi roda serta selendang coklat yang dipakainya terakhir, sebelum roket memecahkan badannya, dan menyisakan hanya kepalanya. Dengan tegar, istrinya tersenyum dan bercerita tentang Asy Syahid. Ketika saya meminta nasehat kepadanya, ia berkata : "saya hanya ingin supaya kalian menjadi Ahmad Yassin...!" Allahu Akbar walillahilhamd.. Kami juga sempat sholat di masjid yang dipakai i'tikaf terakhir beliau, yang ujung menaranya hancur, dan tidak dibangun ulang karena dijadikan monumen perlawanan. Allahu akbar... Tak henti kami bertakbir.. Teringat ucapan beliau, Syaikh Ahmad Yassin : MAN NADZDZARO NAFSAHU LIYA-'ISA LI DIINIHI, FASAYA-'ISA MUTIBAN. WALAKINNAHU SAYAHYA ADZIMAN WA YAMUUTU ADZIMAN "Barangsiapa yang bernadzar akan dirinya, untuk hidup bersama agamanya. Maka dia akan hidup dalam kelelahan, namun sesungguhnya ia (di samping lelah) akan hidup dalam keagungan, dan menjemput kematian dengan keagungan".

Nasehat kematianmu wahai Syaikh Ahmad Yassin, menjadi nasehat kehidupan buat kami. Bahwa lelah dalam agama itu adalah kemestian bagi kehidupan dan kematian yang agung.

Kami juga mengunjungi sebidang tanah kosong yang pernah menjadi rumah Prof. Dr. Nizar Qodar Royyan. Rumah itu (dulunya) berlantai 4, lantai paling atas adalah perpustakaan yang menampung lebih dari 80 ribu judul buku, dan merupakan perpustakaan terbesar di Gaza. Roket Israel menghancurleburkan rumahnya, menimbunnya dan mensyahidkan beliau, bersama 4 istrinya, dan 11 orang anaknya!!! Ada 2 anak yang tersisa, dan bergegas mencari-cari sisa keluarganya dalam timbunan reruntuhan, namun dia dapati semua tewas. Yang membuat hati kami bergetar adalah, dia (anaknya bercerita langsung kepada kami) menemukan semua ibunya (4 istri beliau) syahid dalam kondisi mengenakan jilbab! Padahal mereka diroket saat shubuh, dan di dalam rumah mereka sendiri, yang biasanya para wanita tidak mengenakan jilbab. Seakan-akan, mereka telah mempersiapkan diri menghadap Allah dengan berpakaian. Anaknya bercerita kepada kami, saat itu ia berkata : "Ya Ummi... Engkau menghadap Allah bukan hanya diberikan kesyahidan... Bahkan Allah memintamu menghadap-Nya dengan berpakaian...!!!" Allahu akbar walillahilhamd...

Kami juga berkesempatan bertemu dan diterima langsung oleh PM Ismail Haniyah. Wahai ikhwah, cerita-cerita kepahlawanan yang biasa kita baca di buku, atau dituturkan oleh qiyadah, benar-benar kami temui di sini. Satu hal lagi keajaiban mereka, mereka adalah komunitas orang-orang yang selalu menepati janji dan disiplin dengan waktu! Gaza benar-benar negeri ajaib... Kedisiplinan itulah salah satu sendi utama kekuatan wilayah itu yang mampu bertahan dan hidup di tengah gempuran Yahudi.

Mudah-mudahan kita bisa mengambil ibroh dari semangat mereka. Untuk memperbaharui tekad, menjernihkan niat. Berkorban lebih banyak. Menyambut agenda jama'ah dengan hati bersinar penuh semangat. Ya Allah, menangkan kami atas kaum Yahudi.

Masih banyak peristiwa kepahlawanan yang kami temui, namun karena keterbatasan ruang di media ini, kami tidak bisa sampaikan dalam artikel ini. Terakhir, sebagai bentuk pertanggungjawaban, sebelum berangkat ke Gaza, kami dititipkan uang sejumlah total Rp 3.350.000 dari beberapa ikhwah, sebuah perhiasan rencong emas, dan cincin emas bermata mutiara, serta sebuah coin. Alhamdulillah, uang tersebut kami bagi-bagikan kepada yatim, sebagiannya kami belikan barang untuk anak-anak TK. Adapun rencong emas, kami hadiahkan langsung kepada JANDA Asy Syahid SYAIKH AHMAD YASSIN. Ada fotonya... Adapun cincin emas, kami hadiahkan kepada JANDA Syaikh Rantissi. Ada fotonya... Adapun coin, karena ada logo perusahaan tertentu, dengan alasan keamanan, kami serahkan ke KNRP di Jakarta. Semoga semua pemberian antum, menjadi pemberat timbangan amal antum di jannah-Nya. Amin...

Terlalu banyak cerita di Gaza yang membuat semangat jihad berkobar... Terlalu banyak cerita di Gaza yang membuat air mata mengalir haru... Terlalu banyak cerita di Gaza yang membuat bibir tersenyum... Air mata... Izzah... Ukhuwwah... Keikhlashan... Semua berhimpun di kota ini... Benar-benar negeri yang ajaib... Gaza ya Gaza... Suriqo minni ba'dho qolbi... Wahai gazza... Telah kaucuri sebagian hatiku bersamamu...

*** Oleh: Eko Anugrha P. Ketua Bidang Generasi Muda dan Profesi DPW PKS NTB -dicopas dari ini

Subhanallah...

Fakta Menakjubkan!

 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ , عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : " وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ ! إِنَّ مَا بَيْنَ الْمِصْرَاعَيْنِ مِنْ
 مَصَارِيعِ الْجَنَّةِ لَكَمَا بَيْنَ مَكَّةَ وَهَجَرَ أَوْ كَمَا بَيْنَ مَكَّةَ وَبُصْرَى " .

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya, sesungguhnya jarak antara dua sisi pintu surga itu pasti seperti jarak antara Makkah dan Hajar, atau seperti jarak antara Makkah dan Bushra.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Mencengangkan! Ternyata jarak antara Makkah dan Hajar, sama seperti jarak antara Makkah dan Bushra. Sama-sama 1.273 KM! Persis seperti yang disabdakan Nabi Muhammad 15 abad lalu, di era belum ada atlas, google earth, atau alat pengukur jarak lainnya. Masihkah ada yang mendustakan Nabi Muhammad??
dari Jhoni Akbar D oleh Arif Rahmat Hidayat