sebuah nostalgia. andalusia, suatu daerah di spanyol pernah cemerlang
gemerlapan disinari oleh nur islam. pada sat itu benar2 tumbuh nilai2
budaya dan peradaban dunia insani. Andalusia menjadi pusat sumbers egala
sumber ilmu pengetahuan. filosof dan ilmuwan silih berganti bermunculan
mewarnai kesegaran nafas islami. ilmu, budaya dan iman tumbuh dalam
simbiosa mutualistis (saling menghidupi dan saling mengisi). semua itu
tumbuh segar dari keaslian akar islam yang menyinari Andalusia yang
tercinta ini.
akan tetapi apa lacur? entah bagaimana ceritanya,, ummat islam
berangsur-angsur meninggalkan prinsip2 yang digariskan oleh ketentuan
islam, dan mulai pudarlah sinar islam sampai titik kulminasi yang paling
kritis. hari demi hari ummat islam mulai meninggalkan Andalusia dan
tertinggal menjadi bulan-bulanan kebiadaban kaum kristiani yang ada di
spanyol. situasi kehidupan ummat islam yang tertinggal makin hari makin
tragis, dikoyak-koyak oleh kekejaman kaum kristiani. penguasa Kristen
dispanyol muncul dalalm kekejaman dan kebengisan sepeti kesetanan.
setiap muslim mulai orok sampai tua bangka dikejar, diteror, disiksa dan
dibunuh dengan semena-mena tiada taranya. diantara ummat islam yang
dikepung oleh kebengisan model Kristen itu adalah satu rumah tangga yang
terdiri dari ayah, ibu dan anaknya laki-laki yang masih kecil. si anak
itu, yang sekarang sudah menjadi ulama besar, sempat mengungkapkan
tragedi yang dialami oleh keluarga sebagai berikut :
“saat itu aku masihkecil, dan masuk sekolah kristen.
tanpa kusadari, apa yang kuperoleh dari sekolah kuceritakan kepada
ayahku. banyak ayat dari kitab injil aku hafal. dengan bangga hal itu
pun aku laporkan kepada ayah. setelah mendengar ini, tiba-tiba kulihat
wajah ayahku menjadi pucat dan sekujur badannya gemetar. secepatnya ia
meninggalkan aku menuju sebuah kamar pribadinya yang terletak paling
ujung . ayah melarang keras siapa saja memasuki kamar pribadinya itu.
mendekati saja tidak boleh. termasuk ibu dan aku sendiri. jadi aku
sendiri tidak tahu apa yang diperbuat ayah dikamarnya itu. agak lama ia
membenamkan dirinya di dalam kamar. beberapa jam kemudian setelah keluar
dri kamarnya, kulihat kedua matanya merah seperti menangis sedu.
terhadap pertanyaankau, ia selalu mengelak. sejak saat itu, ia suka
memandang aku agak lama dengan wajah sayu yang penuh duka, sambil
menggerakan bibirnya seperti membaca sesuatu dengan suara halus. kalau
aku mendekati untuk mendengar apa yang ia baca, secepatnya ia berpaling
dan pergi tanpa mengucap sedikit pun. aku membaca sesuatu yang aneh di
raut wajah ayahku.
setiap pagi saat aku hendak berangkat ke sekolah, ibuku seperti berat
melepaskan aku . wajahnya begitu murung, dan sambil mencucurkan air
mata dipeluknya aku dan dicium berkali-kali.
baru saja aku dilepas dan kakiku melangkah kecil, ditariknya kembali
dan dihujani peluk-cium lagi, sampai cucuran air matanya yang hangat
membasahi mukaku. aneh bin ajaib. aku heran tak habis-habisnya, dan
tidak faham latar belakang semua itu. kalau aku pulang dr sekolah, ibuku
menyambutku dengan penuh mesra dan kerinduan, seolah-olah puluan tahun
berpisah dengan anaknya. setiap otakku dipenuhi oleh teka-teki yang
sukar dijawab.
ditengah2 kelesuan keluarga, sejak itu seirng kali kulihat kedua
orang tua suka duduk berduaan seperti menghindari aku. mereka suka
berbicara perlahan dan berbisik, tapi bukan dengan bahasa spanyol. aku
menjadi bingung dan resah. bahasa mereka tak kukenal. setiap kali aku
mendekati , mereka alihkan pembicaraannya dengan bahasa spanyol. dalam
hatikku timbul prasangka dan dugaan, jangan2 aku ini hanya anak angkat
dan bukan anak mereka sendiri. hatiku kesal , wajahku murung tak pernah
cerah. aku suka menyendiri di suatu pojok, dan sering pula mengangis
sendirian memikirkan semua teka-teki yang menyelimuti keluargaku ini.
semua itu menimbulkan stigma (vlek) dalam hatiku. atau mungkin itu
disebut ‘stress’.ataukah neurosa? entahlah yang jelas, sejak itu terasa
ada kelainan dalam diriku, yang berbeda dari anak2 sebaya denganku. Aku
lebih suka menyendiri, tidak ikut main-main dengan anak lainya. Aku
suka duduk merenung sambil menutup wajahku dengan kedua tangan. Aku
ingin rasanya segera bisa menjawab teka-teki yang menyelimuti
keluargaku. Pernah kualami, tiba-tiba saja pak guru menegur dan
menggiring aku ke gereja. Aku jadi bengong.
Pada suatu hari ibuku melahrkan seorang bayi. Aku lari-lari
memberitakan kepada ayah. Ayahku tidak tampak gembira, walau yang lahir
itu orok laki-laki. Bahkan wajahnya terlihat sedih. Ketika ia melangkah
hendak mengabari rahib tentang kelahiran anaknya itu. Ia kembali membawa
rahib ke rumah dengan wajah merunduk ke bawah. Wajahnya diliputi
putus asa penyesalan.
Kian hari kulihat wajahnya makin muram dan sorot matanya makin redup
melayu. Hatiku makin tersayat pilu memikirkan penderitaan ayah ini. Aku
tidak tahu apa yang mesti kukerjakan. Begitu berjalan berhari-hari.
Datanglah malam hari paskah. Kota granada tenggelam dalam
kegemerlapan cahaya lampu yang beraneka warna, seperti Jannah dengan bau
minyak wangi kasturinya. Geduang Alhambra gemerlapan memancarkan cahaya
lampu warna-warni. Tiang-tiang salib terpancang megah di setiap
halaman. Menara-menara nampak gemerlang mempesona oleh kedap-kedipnya
lampu, dan terlihat gagah menjulang tinggi mencakar langit ditangah
pesta malam yang gemrlapan itu, ayah membangunkanku. Seisi rumah sedang
tenggelam tidur nyenyak.ayah menggiring aku ke kamar pribadinya yang
’suci’ itu. Hatiku berdebar-debar bercampur heran. Tapi aku bisa menahan
menutupi perasaan getir itu. Setelah kita berdua masuk, ayah mengunci
pintu rapat-rapat. Suasananya sangat gelap tanpa lampu, dan aku tertegun
dalam kegelap gulitaan. Kemudian ayah menyalakan lampu kecil dan
kulihat sekeliling kamar itu kosong melompong. Tak ada satu pun benda
yang menarik untuk dilihat, kecuali selembar permadani yang terhampar,
deretan buku di atas rak dan sebua pedang bergantung di dinding. Ayah
menyuruh aku dengan isyarat supaya aku duduk di permadani. Ia terpaku
diam memusatkan pandangannya yang tajam kepadaku. Ketajaman pandangannya
menyebabkan suasana kamar yang sunyi itu bertambah angker. Bulu romaku
berdiri dan angan-anganku itu terbang merana menembus
kesunyian kamar itu tidak karuan kemana arahnya.aku tidak bisa
membayangkan lagi apa yang kurasakan pada saat itu.tiba-tiba ayahkau
dengan penuh kasih sayang memegang tanganku. Sambil meremas-remas
jari-jari tanganku, terlontar deratan kata-kata dengan suara yang lembut
mengesankan:
”wahai anakku,sekarang engkau sudah menginjak usia dewasa. Sudah 10
tahun lebih umurmu. Engkau sudah mejadi seorang remaja. Sudah saatnya
aku mengungkap segala tabir rahasia yang kusimpan selama ini terhadapmu.
hanya satu pintaku, sanggupkah engkau merahasiakan rapat-rapat pesanku
ini. Engkau tidak boleh membocorkan pesanku ini, berarti engkau ekan
melemparkan tubuh ayahmu ke tangan algojo-algojo yang berada di
inkwisisi.”
Mendengar sebutan ’inkwisisi’ itu, bulu romaku
berdiri dan sekujur badanku gemetar ketakutan. Aku tahu benar praktek
inkwisisi itu, walu aku masih kecil.setiap hari aku berangkat ke
sekolah, kulihat enganmata kepalaku sendiri sosok manusia yang
bergantung di jalan-jalan raya, disalib, dibakar hidup-hidup. Kaum
wanita di gantung rambutnya,di sayat kulitnya sampai berceceran semua
isi perut, menyebarkan bau busuk menyengat di sekitar tempat gantungan.
Aku terdiam dan tidak kuasa menahan rasa ngeri yang terbayang dalam
benakku.
Mengapa engkau diam tidak menjawab? bisakah engkau menyimpan rahasia
yang hendak aku sampaikan kepadamu? desak ayah. Aku menjawab setengah
gemetar: ”bisa ayah.” ”rahasiakan walau terhadap ibumu sendiri dan
terhadap sahabatmu yang dekat sekalipun.” tandasnya dengan penuh
kesungguhan.”baik ayah, aku sanggup.”, jawabku meyakinkan. Ayah terlihat
bingar, dan sambil menarik tangan ku ia berkata:
”baiklah, dekatkanlah dirimu kemari. Kau pasang telingamu
lebar-lebar. Aku tidak berani bicara keras, karena dinding-dinding ini
punya telinga dan bisa melaporkan aku ke Inkwisisi.” ayah menandaskan
itu sambil menunjuk ke empat penjuru dinding. Kemudian ia berdiri
mengambil sebuah kitab dan disodorkan ke muka mataku. ”tahukah engkau
kitab ini, wahai anakku?”, tanyannya.”tidak ayah”. Jawabku. ”ini adalah
kitabullah”, ia menandaskan. Kitabullah? maksud ayah kitab suci yang
diajarkan isa anak tuhan?”. selaku dengan terheran-heran. ”bukan”. Jawab
ayah dengan gemetar, ”ini adalah Al-Quran yang diturunkan allah yang
maha esa, maha perkasa dan maha kuat.tiada bandingannya, tiada beranak
dan tiada pula diperanakan, tidak ada sesuatupun setara dengan dia.
Kitab ini diturunkan kepada makhluknya termulia dan terunggul, nabinya
yaitu Muhammad bin Abdillah.” kubuka lebar-lebar mataku keheranan karena
aku belum faham benar apa yang dimaksud ayahku itu. ” ini kitabnya
Islam,” jelasnya.”yaitu agama yang haq yang dibawa oleh utusan Allah,
Muhammad Rasulullah kepada seluruh ummat manusia. Beliau dilahirkan nun
jauh disana, melintas lautan dan beberapa negara. Dipadang pasiur yang
jauh, yang disebut kota Mekkah, di tengah ummat yang tadinya terbelakang
dan bodoh, yang kemudian mendapat hidayah dari Allah menjadi ummat
tauhid, dikaruniai Allah persatuan yang kokoh, ilmu pengetahuan yang
cemerlang, peradaban yang yinggi, mereka berhasil keluar membuka pintu
negara-negara di Timur dan Barat. Dan sampailah mereka ke negeri ini,
negeri spanyol yang rajanya dhalim, pemerintahannya kejam sedang
rakyatnya teraniaya dan miskin , dalam kebodohan dan kemunduran.
Akhirnya raja yang dhalim itu terbunuh dan runtuhlah pemerintahan yang
kejam itu. Setelah islam berkuasa di spanyol , menyebar luaslah keadilan
sosial, derajat dan martabat rakyatnya terangkat,. Negara pun menjadi
kuat. Islam menetap disini 800 tahun lamanya. Selama itu negeri ini
menjadi negeri yang paling unggul dan paling megah didunia, dan kami ini
wahai anakku adalah kaum muslimin yang tersisa dan bersembunyi disini.”
mendengar uraian ayahku yang brsemangat itu , aku ternganga takjub
bercampur takut dan juga benci. Aku mencoba hencak bertaeriak :”apa
ayah, kitab kaum muslimin?”. ayah segera menutup mulutku sambil
berseloroh:”benar wahai anakku. Rahasia ini lah yang kubungkus rapat
bertahun-tahun, untuk kubuka kepadamu apabila engkau sudah menginjak
dewasa. Sesungguhnya kitalah pemilik negeri ini. Kitalah yang membangun
semua gedung dan bangunan yang kini beralih menjadi milik lawan kita.
Kitalah yang mendirikan menara-menata untuk mengumandangkan adzan, dan
kini telah diganti dengan suara lonceng gereja. Masjid-masjid yang kita
bangun sebagai tempat ibadah sholat yang dipimpibn oleh para imam yang
membacakan kalam ilahi sekarang diubah menjadi gereja yang dipimpin oleh
para yang membaca injil. Wahai anakku, kita kaum muslimin telah
meletakkan pada setiap sudut negeri spanyol ini kenangan indah yang
mengesankan. setiap jengkal tanahnya pernah dilalui para mujahidin dan
syuhada kita. Kitalah yang membangun semua kota semua jembatan, dan kita
pula yang membuka jalan2 raya dan semua sarana jalan dinegeri ini. Kita
pula yang membenahi semua irigasi pertanian, menanam dan mengatur
segala tanaman dan taman-tamannya . dengarkan baik2 anakku. Sejak 40
tahun lalu raja kita Abu Abdillah yang kasihan itu telah tertipu racun
janji muluk dari raja Spanyol. Raja Abu Abdillah sebagai raja terakhir
kaum uslimindi negeri ini tertipu menuyerahkan kunci lota Granada dengan
perjanjian, bahwa raja yang sekarang ini akan memberi kebebasan kepada
ummat islam melakukan ibafdahnya, serta menjaga segala pusaka dan
kuburan nenek moyang mereka. Raja Abu Abdillah mengasingkan diri ke
Maroko dan wafat disana. Mereka ini telah menjanjikan kita kemerdekaan
beragama, keadilan dan kebebasan. Akan tetapi setelah mereka berkasa,
mereka injak2 semua perjanjian bersama itu. Mereka mendirikan inkwisisi
untuk memaksa kita memeluk agama kristen, melarang penggunaan bahasa
kita, dan mengkristenkan semua anak keturunan kita dengan paksa.
Itulah sebabnya kita melakukan ibadah dengan sembunyi, membuat kita
sedih karena penginaan mereka terhadap agama kita dan memurtadkan anak
cucu kita. Empat puluh tahun lamanya kita tersayat sayat siksaan yang
berat, sambil menantikan hari kebebasan dari Allah . kita tidak berputus
asa, karena hal itu dilarang oleh agama kita, sebagai agama yang
didasari kekuatan, kesabaran dan perjuagan., rahasia inilah wahai anakku
yang harus kau simpan. Ketahuilah, nasib ayahmu terletak di mulutmu. .
jangan engkau menyangka aku takut mati. Atau benci bertemu tuhanku.
Tetapi aku ingin diberi kesempatan hidup. Sampai batas menyelesaikan
tugasku.. mendidik engkau tentang bahasa dan agamamu, demi menyelamatkan
engkau dari kekufuran. Sampai sekian dulu anakku, dan pergilah tidur.”
Sejak saat itu, setiap aku melihat gedung Alhambra dan menara2 kota
Granada, mataku terbelalak, tubuhku gemetar dan darahku mendidih. Lahir
kerinduan dan kesedihan, benci bercampur cinta. Benci, karena semua itu
sudah dikuasai oleh lawan agamaku. Cinta, karena semua itu dirintis,
dibangun dan diukir oleh pejuang2 yang telah meninggalkan negeri ini.
Semua itu menggoncang goncang nafsuku. Terkadang tanpa ku sadari aku
sudah dihadapan gedung Al hambra, sambil mencemooh dan bergumam:”wahai
Alhambra, kini kasih sayang ku telah sirna. Lupakah engkau kepada mereka
yang membangun dan memperindah engkau?? Begitu juga kepada kawan
seperjuanganmu yang rela memperjuangkan hidupnya, mengucurkan darah dan
air matanya,?? masa bodokah engkau terhadap masa jaya dan kecintaan
mereka kepadamu?? Sudah lupakah engkau terhadap manusia2 mulia yang
berkeliaran di pelataranmu, suka bersandar ditiang2 bangunanmu dan
menyayangi engkau?? Engkau dijadikan lambang kejayaan, kebanggaan dan
keindahan. Mereka adalah tokoh2 terhormat, yang tiap ucapannya didengar
oleh dunia, dan tiap jasanya disambut hangat sepanjang masa. Sudah
jinakkah engkau kepada petualang2 jahanam itu?? Setelah sirna gema suara
adzan, sudah relakah engkau mendengar suara lonceng dan dipeluk ole
para rahib yang menggantikan para imam??” setelah aku puas mencaci maki ,
Alhambra yang terkutuk itu, sadarlah aku, jangan2 gumamku itu
terdengar mata2 inkuwisisi. Aku cepat2 pulang untuk menghafal bahasa
arab yang diajarkan ayahku.aku sudah diajar menulis bahasa arab. Dan
ayahku menandaskan, bahwa tulisan ini adalah milik ummat islam. Setelah
itu diajarkan aku mengenal islam, cara berwudhu dan aku mulai ikut
sholat dibelakang ayah dikamarnya yang sunyi senyap0 itu. Bagaimanapu n
rahasia ituku simpaan rapat2 akhirnya terbongkar juga. Ibu ku suka
menguji aku:”diajari apa engkau oleh ayahmu??”.”aku tidak diajar apa2,
”jawabku. ”aku mendengar engkau dididik sesuatu. Jangan engkau
merahasiakan itu kepadaku, ”desak ibuku.”sungguh, ayah tidak mengajar
apa2,”jawabku bohong. Akhirnya ibuku mengetahui juga.
Setelah aku menguasai bahasa arab se cukupnya, memahami alquran dan
dasar2 kaidah islam,. Maka ayah memperkenalkan aku dengn salah seorang
sahabatnya seperjuangan. Kita bertiga sering mendirikan sholat
bersama-sama . dan mengkaji alquran. Sementara itu. Diluar dinding2
rumah tindakan algojo inkwisisi bertambah ganas terhadap sisa umat islam
dinegeri itu. Hampir setiap hari kita menyaksikan minimal tiga puluh
orang banyaknya yang disalib, dibakar hidup2 secara demonstratif
ditempat2 terbuka. Jumalahya menanjak sampai ratusan orang. Yang
dianiaya dengan kejam, dicabut kukunya hidup2 adapula yang dijejeli air
lumpur sampi mati. Adapula yang dibakar kakinya , perutnya jari2
tangannya dipotong2, kemudian dibakar dan dimasukan ke mulut.ada juga
yang dicemeti sampai babak belur badananya, kemudian dikompres dengan
air asam garam. Kekejaman yag memuncak, dan peristiwa itu berjalan
sangat panjang.. pada suatu hsri ayahku berpesan:
”wahai anakku , aku merasa bahwa ajalku sudah semakin dekat. Aku rela
mati syahid di tangan mereka, dan semoga allah mengganjarku dengna
jannahnya. Dengan demikian aku meninggalkan dunia ini sebagai pemenang.
Aku bersyukur, bahwa bebanku yang berat melepaskan engkau dari kekufuran
telah berhasil dengan baik.tongkat estafet itu sekarang telah berada di
tanganmu. Kalau aku tertimpamusibah, maka taatilah pamanmua ini. Jangan
membantah sedikitpun, ikuti dia kemana saja.”
Beberapa hari telah berlalau sejak ayah menyampaikan pesannya itu.
Pada suatu malam paman, kawan ayahku itu datang., menjemputku untuk
melarikan diri kenegeri Maroko.aku bertanya kepadanya:”bagaiman ayah dan
ibuku?” paman bahkan menghardik keras:”bukankah ayahmu sudah berpesan,
supaya engkau mentaati segala perintahku, ?” aku bungkam dan tak
berkutik dan mengikutinya. Sesampai ditempat uyang aman, ia menepuk
pundakku dengan penuh kasih sayang dan berkata:” tabahkan hatimu, wahai
anak sahabatku. Kedua orang tuamu telah tercatat sebagai mukminin
syuhada dihadapan Allah, meski pun harus lewat pintu gerbang inkwisisi,”
Beberapa puluh tahun kemudian, anak seorang mujahid yang dilarikan
kemaroko itu tumbuh dan dibesarkan di Maroko. Menjadi seorang ulama
Besar dan pengarang tenar bernama ”SIDI MUHAMMAD bin ABDURRAFI ` AL ANDALUSI”..
dikutip dari buku “dendam barat dan yahudi terhadap Islam”
dicopas dari http://intansafitria.wordpress.com/2009/08/08/skenario-pembantaian-muslim-di-andalusia/
Jumat, 21 Desember 2012
Kamis, 18 Oktober 2012
Kisah Penghuni Gua Al-Kahfi. (QS 18:10-21, 25-26)
Kami ceritakan kisah mereka kepadamu
(Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah
pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada
mereka petunjuk; Dan Kami telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka
berdiri lalu mereka berkata:
“Tuhan kami adalah Tuhan langit dan
bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami
kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari
kebenaran“.
Kaum kami ini telah menjadikan selain Dia
sebagai tuhan-tuhan (untuk di sembah). Mengapa mereka tidak
mengemukakan alasan yang terang (tentang kepercayaan mereka?) Siapakah
yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan
terhadap Allah?
Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan
apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke
dalam gua itu niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya
kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu.
(QS.Al-Kahfi(18):13-16).
(Ingatlah) Tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdo`a: “Wahai
Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan
sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”. (QS.Al-Kahfi(18):10).
Maka Kami tutup telinga mereka beberapa
tahun dalam gua itu kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui
manakah di antara kedua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung
berapa lamanya mereka tinggal (dalam gua itu). (QS.Al-Kahfi(18):11-12).
Nanti (ada orang yang akan) mengatakan (jumlah mereka) adalah tiga orang yang keempat adalah anjingnya, dan (yang lain) mengatakan: “(Jumlah mereka) adalah lima orang yang keenam adalah anjingnya”, sebagai terkaan terhadap barang yang gaib; dan (yang lain lagi) mengatakan: “(Jumlah mereka) tujuh orang, yang kedelapan adalah anjingnya”.
Katakanlah: “Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit“.
Karena itu janganlah kamu (Muhammad)
bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja dan
jangan kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada
seorangpun di antara mereka. (QS.Al-Kahfi(18):22).
Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).
Katakanlah: “Allah lebih mengetahui
berapa lamanya mereka tinggal (di gua); kepunyaan-Nya-lah semua yang
tersembunyi di langit dan di bumi. Alangkah terang penglihatan-Nya dan
alangkah tajam pendengaran-Nya; tak ada seorang pelindungpun bagi mereka
selain daripada-Nya; dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi
sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan”.(QS.Al-Kahfi(18):25-26).
Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barangsiapayang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.
Dan kamu mengira mereka itu bangun
padahal mereka tidur; dan Kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke
kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu
gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari
mereka dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi
dengan ketakutan terhadap mereka.
Dan demikianlah Kami bangunkan mereka
agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah
seorang di antara mereka: “Sudah berapa lamakah kamu berada (di sini?)”.
Mereka menjawab: “Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari”.
Berkata (yang lain lagi): “Tuhan kamu
lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah
salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu
ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka
hendaklah dia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah dia berlaku
lemah lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada
seseorangpun. Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempatmu,
niscaya mereka akan melempar kamu dengan batu, atau memaksamu kembali
kepada agama mereka, dan jika demikian niscaya kamu tidak akan beruntung
selama-lamanya”.
Dan demikian (pula) Kami mempertemukan
(manusia) dengan mereka, agar manusia itu mengetahui, bahwa janji Allah
itu benar, dan bahwa kedatangan hari kiamat tidak ada keraguan padanya.
Ketika orang-orang itu berselisih tentang urusan mereka, orang-orang itu berkata: “Dirikanlah sebuah bangunan di atas (gua) mereka, Tuhan mereka lebih mengetahui tentang mereka”.
Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata: “Sesungguhnya kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di atasnya”.(QS.Al-Kahfi(18):17-21).
Wallahu’alam bish shawwab.
Gambar: Situs Gua Ashab Al Kahfi di Yordania.
Di copas dengan perubahan dari Segala Amal Perbuatan Tergantung Niatnya
Rabu, 10 Oktober 2012
Bisyarah Rasulullah SAW: Muhammad Al Fatih 1453
Sudah baca MAF1453?
Ini bukan resensinya. :)
Namun mari, coba kita bayangkan bersama-sama..
Subhanallah, Tentang dirinya, seorang penulis biografi, John Freely, sampai berkata seperti ini:
"When he died, he was preparing to take a vast army into Italy to capture Rome. That he would have succeeded, no one at the time doubted.”
Subhanallah. begitu yakinnya orang kafir mereka bakal takluk.. Coba kita bayangkan..
Ada satu masa, dimana semua orang betul-betul percaya bahwa Roma akan takluk oleh Muslim..
Ada satu saat, dimana seluruh dunia sangat-sangat menyegani kaum Muslim..
Ada satu waktu, dimana 3 benua dan 2 samudera benar-benar disatukan oleh Khilafah Islam.. lewat kekuatan kesultanan Ustmani..
“Had he lived another 20 years, Christian Europe would have been no more"
Kini.. Barat mengira telah lolos dari “ancaman” Islam, namun Roma belum aman sepenuhnnya, hanya ditunda saja penaklukkannya..
Karena bagi mukmin, sejatinya Roma telah takluk, karena garis takdirnya sudah tergambar saat terucap dari lisan Rasulullah.. Perkataan Rasulullah mustahil dusta, dan pasti kejadiannya, yang mukmin perlukan hanya meyakininya.. Tidak perduli berapa lama, tak perduli berapa banyak pengorbanan, yang menjadi tantangannya adalah seberapa kuat keyakinannya.
Kenyataannya, keyakinan Sultan Mehmed membawa pelajaran yang sangat besar bagi kita, 1453 telah mengubah dunia.. Keyakinan Sultan Mehmed telah menggariskan batas antara khayalan dan keyakinan, yaitu bisyarah Rasulullah SAW. Keyakinan Fatih Sultan Mehmed bukan hanya mengubah dirinya, tapi juga mengubah Utsmani, mengubah Khilafah Abbasiyah dan dunia.
Maka karena keyakinan itu, Nama Fatih Sultan Mehmed akan selalu disebut sebagai salah seorang ksatria didikan Muhammad SAW..
Salah satu ksatria yang diinspirasi oleh ayat2 Allah dan bisyarah Nabi-Nya dan akhlaknya, Fatih Sultan Mehmed, telah menjadi patrin bagi banyak insan muda dan perjuangannya akan selalu diingat oleh kaum Muslim..
Dan yang paling penting, dia memberikan sebnuah arti bagi kita, bahwa Roma bukan mustahil ditaklukkan!
One man, only one man, can made such difference! One man can made a difference.. Can we?
Minggu, 09 September 2012
Memotong Antrian, Masihkah?
”Saya sedang berdiri, berbaris rapi di antara antrian panjang teratur di sebuah mini market di Kota Padang. Ketika tiba di dekat meja kasir, tiba-tiba seorang Ibu berjalan dengan santai tanpa rasa bersalah dan menyerobot antrian tersebut.”
Hal seperti ini sebenarnya sering terjadi. Apalagi, bagi kita yang dalam kehidupan sehari-hari tak jarang kita melakukan antrian. Antrian di kasir mini market, ATM, antri ambil absen, dan masih banyak lagi antrian lain yang bahkan untuk hal-hal kecil sekalipun. Tidak hanya sekali ini, saya juga pernah bertemu orang yang menyerobot antrian seperti ini 4 – 5 kali sebelumnya.
Apakah hal seperti ini lazim? Haah.. tak tahulah saya. Yang saya tahu, ada sebuah negeri yang terkenal dengan budaya antri yang bagus. Setiap orang punya kesadaran untuk antri, dan malu kalau tidak antri. Kapan kita bisa seperti itu?
Saya yakin masih banyak orang-orang yang mengerti urgensi antrian dan merasa malu kalau menyerobot. Tapi, banyak pula yang tidak mengerti antrian. Saya sangat khawatir apabila orang-orang seperti ini tidak juga sadar dan bahkan menularkan kebiasan ini pada keturunan dan orang-orang di sekitarnya. Akan jadi apa bangsa Indonesia kalau begini terus?
Wah, jangan sampai hal ini terus berlanjut..! Bisa-bisa, hal tersebut dapat menjadi salah satu faktor yang membuat orang yang mengunjungi Indonesia akan berkata ”Saya menemukan umat Islam di sini, tapi tidak menemukan Islam.”
Mengapa? Ya, tentu saja karena budaya menyerobot antrian tersebut tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Orang yang menyerobot antrian tentu melanggar hak orang-orang yang diserobotnya. Dalam Islam, hak setiap orang sangat dihormati dan melanggarnya merupakan perbuatan yang harus dijauhi. Rasulullah bersabda, ”Barangsiapa merampas hak seorang muslim, maka dia telah berhak masuk neraka dan haram masuk surga.” Seorang lelaki bertanya, ”Walaupun itu sesuatu yang kecil wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, ”Walaupun hanya sebatang kayu arak.” (HR. Muslim).
Meskipun banyak yang menyepelekan, ternyata serius kan akibatnya kalau menyerobot antrian?
Nah, apa yang bisa kita lakukan? Tentu saja yang pertama tanamkan urgensi antrian dan biasakan, dari kita sendiri, keluarga dan orang terdekat.
Terkadang sebagian kita menganggap ’Silent is Gold’ saat berhadapan dengan orang yang gemar menyerobot antrian ini, untuk menghindari perselisihan. Namun, menurut saya, pada saat-saat tertentu, ’bersuara’ justru lebih bermanfaat. ’Bersuara’ di sini bukan berarti harus mengeluarkan amarah lalu menghujat si penyerobot, lalu timbul cekcok. Poin penting dari ’bersuara’ ini adalah menyuarakan bahwa kita tidak senang dengan yang dilakukannya, tentu saja menegur dengan cara yang baik, sesuai dengan yang diajarkan Islam. Hal ini adalah agar orang tersebut sadar, bahwa memotong antrian itu salah, merugikan orang lain dan agar tidak mengulanginya lagi di lain waktu karena merasa malu.
note: terima kasih kepada Ibu-ibu yang telah memotong antrian saya, sehingga saya termotivasi membuat tulisan ini :D
dicopas dari:: Blog de la Meisya: Memotong Antrian, Masihkah?
Rabu, 08 Agustus 2012
Mengatasi error E16/E13 pada printer Canon MP287.. manjur!
Ketika printer dinyalakan, LCD panel akan menunjukkan angka 1 dan kelihatan OK, tapi kadangkala setelah di perintah print (seperti yang baru saja saya alami), muncul error E16 pada MP287 ini. Berikut gambar yg tampil di layar monitor :
Cara Mengatasinya : Jika tampil error E16 dengan gambar diatas, atau biasanya disertai dengan berkedipnya lampu alarm dan lampu indikator warna. Berarti catrid warna membutuhkan reset (mengalami runout). tekan tombol STOP/RESET bersamaan dengan tobol COLOR/STAR agak lama (5-15 dtk) sampai LCD panel berputar, kemudian lepaskan. Jika muncul error lagi E13 / 16, berarti catridge hitam juga butuh direset (mengalami runout), dan gambarnya adalah sebagai berikut dan biasanya juga disertai dengan berkedipnya lampu alarm dan indikator catridge hitam : Caranya sama : tekan tombol STOP/RESET bersamaan dengan tobol BLACK/STAR agak lama sampai LCD panel berputar, kemudian lepaskan. Selesai, printer MP287 yg error E16 akan normal kembali.. Catatan : Hal ini sering terjadi ketika catridge habis selesai direfill kemudian dipasang lagi. Setiap printer baru teruatama Catridge baru, bisa jadi akan mengalami permasalahan atau error seperti ini. Demikian Cara Memperbaiki Error E16 Printer Canon MP287.. Semoga bermanfaat. dari galeryzone
Selasa, 17 Juli 2012
Motor konsep 2015 : Honda CB750
Sekilas, tampilan motor ini persis seperti apa yang terdapat dalam video-video game tahun 90an. well, bagi anak #generasi90an seperti saya, masa depan telah tiba. Frame dari motor konsep ini terbuat dari bahan dasar serat karbon, alumuninum, dan titanium, sehingga mampu membawa rider yang cukup berat sekalipun. Ditenagai oleh mesin berbahan bakar hidrogen cair yang memiliki 4 silinder dan (ini yang paling saya suka) berfiturkan komputer onboard berlayar-sentuh OLED, yang juga memuat teknologi radar yang akan secara otomatis memperlambat motor saat ada halangan yang berpotensi menimbulkan tabrakan. Luar biasa! walau fitur itu bisa dimatikan, siapa yang mau coba? setidaknya saya pasti akan selalu mengaktifkannya.. secara saya orang yg cenderung ugal-ugalan dalam berkendara, hahaha.
jadi, ini dia penampakan motor konsep ini:
Akhir kata, Subhanallah... luar biasa.. semoga saya bisa memilikinya bila benar-benar diproduksi massal. Amin!
Akhir kata, Subhanallah... luar biasa.. semoga saya bisa memilikinya bila benar-benar diproduksi massal. Amin!
Jumat, 25 Mei 2012
Negeri Ajaib Itu Bernama GAZA
***
Alhamdulillah, pada hari Sabtu 12 Mei 2012, dengan izin Allah SWT, kami delegasi Indonesia dari unsur ASPAC, KNRP, PKPU, Dewan Dakwah, ADARA dan SALIMAH (total 13 orang) berhasil memasuki Gaza. Kami tergabung dalam program syaddurrihal, yang merupakan himpunan delegasi-delegasi dari berbagai negara di seluruh dunia, dalam event : Amnial Basmah (senyum yang bermil-mil panjangnya). Dengan tujuan memasuki Gaza, dan menyuarakan kebebasan tanah palestina dan Al-Quds dari sana.
Subhanallah.. Gaza memang benar-benar negeri yang ajaib... Di tengah blokade Israel yang mencekik, negeri itu bertahan dengan kekuatan yang sempurna. Walaupun air bersih sangat sulit (sebagian besar harus minum pakai air mineral yang dipasok dari luar) karena air yang ada di instalasi air, terasa agak asin, akibat sumber air tawarnya, banyak yang disedot oleh Yahudi. Walaupun listrik sulit, di mana pasokan listrik hanya sanggup memenuhi 30% kebutuhan, sehingga pemadaman dilakukan scecara bergilir setiap hari dengan model : 8 jam nyala, 8 jam padam. Walaupun mereka terpaksa membangun rumah, sebagiannya berasal dari sisa puing-puing rumah yang hancur oleh roket Yahudi. Ya.. Rumah yang hancur itu mereka DAUR ULANG. Reruntuhan tembok dihaluskan, dicampur semen baru, dan dicetak menjadi batako baru, besi-besi diluruskan kembali sebagai bahan tulangan beton. Tiada yang tersisa... Gaza benar-benar negeri ajaib...
Kami tidak menemukan sebuah kota pun yang kami pernah kunjungi, seperti ajaibnya Gaza. Kehidupan yang sulit, tidak mampu menutupi semangat yang nampak dari mata mereka. Mulai dari buruh hingga perdana menterinya. Semua bercerita dengan penuh semangat: "Bahwa suatu saat, kami akan merebut Al-Quds... Kami akan mengusir Yahudi itu dari negeri kami..." Subhanallah... Walaupun sebagian dari mereka hanya sanggup makan sehari sekali, namun kami selama 5 hari di Gazza, tidak menemukan SATU ORANG PENGEMIS pun!!! Gaza benar-benar negeri ajaib...
Dengan izin Allah, kami bisa bertamu ke rumah Asy Syahid Syaikh Ahmad Yassin. Di sana kami disambut oleh istrinya, ditunjukkan kursi roda yang biasa dipakainya, dan ditunjukkan kursi roda serta selendang coklat yang dipakainya terakhir, sebelum roket memecahkan badannya, dan menyisakan hanya kepalanya. Dengan tegar, istrinya tersenyum dan bercerita tentang Asy Syahid. Ketika saya meminta nasehat kepadanya, ia berkata : "saya hanya ingin supaya kalian menjadi Ahmad Yassin...!" Allahu Akbar walillahilhamd.. Kami juga sempat sholat di masjid yang dipakai i'tikaf terakhir beliau, yang ujung menaranya hancur, dan tidak dibangun ulang karena dijadikan monumen perlawanan. Allahu akbar... Tak henti kami bertakbir.. Teringat ucapan beliau, Syaikh Ahmad Yassin : MAN NADZDZARO NAFSAHU LIYA-'ISA LI DIINIHI, FASAYA-'ISA MUTIBAN. WALAKINNAHU SAYAHYA ADZIMAN WA YAMUUTU ADZIMAN "Barangsiapa yang bernadzar akan dirinya, untuk hidup bersama agamanya. Maka dia akan hidup dalam kelelahan, namun sesungguhnya ia (di samping lelah) akan hidup dalam keagungan, dan menjemput kematian dengan keagungan".
Nasehat kematianmu wahai Syaikh Ahmad Yassin, menjadi nasehat kehidupan buat kami. Bahwa lelah dalam agama itu adalah kemestian bagi kehidupan dan kematian yang agung.
Kami juga mengunjungi sebidang tanah kosong yang pernah menjadi rumah Prof. Dr. Nizar Qodar Royyan. Rumah itu (dulunya) berlantai 4, lantai paling atas adalah perpustakaan yang menampung lebih dari 80 ribu judul buku, dan merupakan perpustakaan terbesar di Gaza. Roket Israel menghancurleburkan rumahnya, menimbunnya dan mensyahidkan beliau, bersama 4 istrinya, dan 11 orang anaknya!!! Ada 2 anak yang tersisa, dan bergegas mencari-cari sisa keluarganya dalam timbunan reruntuhan, namun dia dapati semua tewas. Yang membuat hati kami bergetar adalah, dia (anaknya bercerita langsung kepada kami) menemukan semua ibunya (4 istri beliau) syahid dalam kondisi mengenakan jilbab! Padahal mereka diroket saat shubuh, dan di dalam rumah mereka sendiri, yang biasanya para wanita tidak mengenakan jilbab. Seakan-akan, mereka telah mempersiapkan diri menghadap Allah dengan berpakaian. Anaknya bercerita kepada kami, saat itu ia berkata : "Ya Ummi... Engkau menghadap Allah bukan hanya diberikan kesyahidan... Bahkan Allah memintamu menghadap-Nya dengan berpakaian...!!!" Allahu akbar walillahilhamd...
Kami juga berkesempatan bertemu dan diterima langsung oleh PM Ismail Haniyah. Wahai ikhwah, cerita-cerita kepahlawanan yang biasa kita baca di buku, atau dituturkan oleh qiyadah, benar-benar kami temui di sini. Satu hal lagi keajaiban mereka, mereka adalah komunitas orang-orang yang selalu menepati janji dan disiplin dengan waktu! Gaza benar-benar negeri ajaib... Kedisiplinan itulah salah satu sendi utama kekuatan wilayah itu yang mampu bertahan dan hidup di tengah gempuran Yahudi.
Mudah-mudahan kita bisa mengambil ibroh dari semangat mereka. Untuk memperbaharui tekad, menjernihkan niat. Berkorban lebih banyak. Menyambut agenda jama'ah dengan hati bersinar penuh semangat. Ya Allah, menangkan kami atas kaum Yahudi.
Masih banyak peristiwa kepahlawanan yang kami temui, namun karena keterbatasan ruang di media ini, kami tidak bisa sampaikan dalam artikel ini. Terakhir, sebagai bentuk pertanggungjawaban, sebelum berangkat ke Gaza, kami dititipkan uang sejumlah total Rp 3.350.000 dari beberapa ikhwah, sebuah perhiasan rencong emas, dan cincin emas bermata mutiara, serta sebuah coin. Alhamdulillah, uang tersebut kami bagi-bagikan kepada yatim, sebagiannya kami belikan barang untuk anak-anak TK. Adapun rencong emas, kami hadiahkan langsung kepada JANDA Asy Syahid SYAIKH AHMAD YASSIN. Ada fotonya... Adapun cincin emas, kami hadiahkan kepada JANDA Syaikh Rantissi. Ada fotonya... Adapun coin, karena ada logo perusahaan tertentu, dengan alasan keamanan, kami serahkan ke KNRP di Jakarta. Semoga semua pemberian antum, menjadi pemberat timbangan amal antum di jannah-Nya. Amin...
Terlalu banyak cerita di Gaza yang membuat semangat jihad berkobar... Terlalu banyak cerita di Gaza yang membuat air mata mengalir haru... Terlalu banyak cerita di Gaza yang membuat bibir tersenyum... Air mata... Izzah... Ukhuwwah... Keikhlashan... Semua berhimpun di kota ini... Benar-benar negeri yang ajaib... Gaza ya Gaza... Suriqo minni ba'dho qolbi... Wahai gazza... Telah kaucuri sebagian hatiku bersamamu...
*** Oleh: Eko Anugrha P. Ketua Bidang Generasi Muda dan Profesi DPW PKS NTB -dicopas dari ini
Subhanallah.. Gaza memang benar-benar negeri yang ajaib... Di tengah blokade Israel yang mencekik, negeri itu bertahan dengan kekuatan yang sempurna. Walaupun air bersih sangat sulit (sebagian besar harus minum pakai air mineral yang dipasok dari luar) karena air yang ada di instalasi air, terasa agak asin, akibat sumber air tawarnya, banyak yang disedot oleh Yahudi. Walaupun listrik sulit, di mana pasokan listrik hanya sanggup memenuhi 30% kebutuhan, sehingga pemadaman dilakukan scecara bergilir setiap hari dengan model : 8 jam nyala, 8 jam padam. Walaupun mereka terpaksa membangun rumah, sebagiannya berasal dari sisa puing-puing rumah yang hancur oleh roket Yahudi. Ya.. Rumah yang hancur itu mereka DAUR ULANG. Reruntuhan tembok dihaluskan, dicampur semen baru, dan dicetak menjadi batako baru, besi-besi diluruskan kembali sebagai bahan tulangan beton. Tiada yang tersisa... Gaza benar-benar negeri ajaib...
Kami tidak menemukan sebuah kota pun yang kami pernah kunjungi, seperti ajaibnya Gaza. Kehidupan yang sulit, tidak mampu menutupi semangat yang nampak dari mata mereka. Mulai dari buruh hingga perdana menterinya. Semua bercerita dengan penuh semangat: "Bahwa suatu saat, kami akan merebut Al-Quds... Kami akan mengusir Yahudi itu dari negeri kami..." Subhanallah... Walaupun sebagian dari mereka hanya sanggup makan sehari sekali, namun kami selama 5 hari di Gazza, tidak menemukan SATU ORANG PENGEMIS pun!!! Gaza benar-benar negeri ajaib...
Dengan izin Allah, kami bisa bertamu ke rumah Asy Syahid Syaikh Ahmad Yassin. Di sana kami disambut oleh istrinya, ditunjukkan kursi roda yang biasa dipakainya, dan ditunjukkan kursi roda serta selendang coklat yang dipakainya terakhir, sebelum roket memecahkan badannya, dan menyisakan hanya kepalanya. Dengan tegar, istrinya tersenyum dan bercerita tentang Asy Syahid. Ketika saya meminta nasehat kepadanya, ia berkata : "saya hanya ingin supaya kalian menjadi Ahmad Yassin...!" Allahu Akbar walillahilhamd.. Kami juga sempat sholat di masjid yang dipakai i'tikaf terakhir beliau, yang ujung menaranya hancur, dan tidak dibangun ulang karena dijadikan monumen perlawanan. Allahu akbar... Tak henti kami bertakbir.. Teringat ucapan beliau, Syaikh Ahmad Yassin : MAN NADZDZARO NAFSAHU LIYA-'ISA LI DIINIHI, FASAYA-'ISA MUTIBAN. WALAKINNAHU SAYAHYA ADZIMAN WA YAMUUTU ADZIMAN "Barangsiapa yang bernadzar akan dirinya, untuk hidup bersama agamanya. Maka dia akan hidup dalam kelelahan, namun sesungguhnya ia (di samping lelah) akan hidup dalam keagungan, dan menjemput kematian dengan keagungan".
Nasehat kematianmu wahai Syaikh Ahmad Yassin, menjadi nasehat kehidupan buat kami. Bahwa lelah dalam agama itu adalah kemestian bagi kehidupan dan kematian yang agung.
Kami juga mengunjungi sebidang tanah kosong yang pernah menjadi rumah Prof. Dr. Nizar Qodar Royyan. Rumah itu (dulunya) berlantai 4, lantai paling atas adalah perpustakaan yang menampung lebih dari 80 ribu judul buku, dan merupakan perpustakaan terbesar di Gaza. Roket Israel menghancurleburkan rumahnya, menimbunnya dan mensyahidkan beliau, bersama 4 istrinya, dan 11 orang anaknya!!! Ada 2 anak yang tersisa, dan bergegas mencari-cari sisa keluarganya dalam timbunan reruntuhan, namun dia dapati semua tewas. Yang membuat hati kami bergetar adalah, dia (anaknya bercerita langsung kepada kami) menemukan semua ibunya (4 istri beliau) syahid dalam kondisi mengenakan jilbab! Padahal mereka diroket saat shubuh, dan di dalam rumah mereka sendiri, yang biasanya para wanita tidak mengenakan jilbab. Seakan-akan, mereka telah mempersiapkan diri menghadap Allah dengan berpakaian. Anaknya bercerita kepada kami, saat itu ia berkata : "Ya Ummi... Engkau menghadap Allah bukan hanya diberikan kesyahidan... Bahkan Allah memintamu menghadap-Nya dengan berpakaian...!!!" Allahu akbar walillahilhamd...
Kami juga berkesempatan bertemu dan diterima langsung oleh PM Ismail Haniyah. Wahai ikhwah, cerita-cerita kepahlawanan yang biasa kita baca di buku, atau dituturkan oleh qiyadah, benar-benar kami temui di sini. Satu hal lagi keajaiban mereka, mereka adalah komunitas orang-orang yang selalu menepati janji dan disiplin dengan waktu! Gaza benar-benar negeri ajaib... Kedisiplinan itulah salah satu sendi utama kekuatan wilayah itu yang mampu bertahan dan hidup di tengah gempuran Yahudi.
Mudah-mudahan kita bisa mengambil ibroh dari semangat mereka. Untuk memperbaharui tekad, menjernihkan niat. Berkorban lebih banyak. Menyambut agenda jama'ah dengan hati bersinar penuh semangat. Ya Allah, menangkan kami atas kaum Yahudi.
Masih banyak peristiwa kepahlawanan yang kami temui, namun karena keterbatasan ruang di media ini, kami tidak bisa sampaikan dalam artikel ini. Terakhir, sebagai bentuk pertanggungjawaban, sebelum berangkat ke Gaza, kami dititipkan uang sejumlah total Rp 3.350.000 dari beberapa ikhwah, sebuah perhiasan rencong emas, dan cincin emas bermata mutiara, serta sebuah coin. Alhamdulillah, uang tersebut kami bagi-bagikan kepada yatim, sebagiannya kami belikan barang untuk anak-anak TK. Adapun rencong emas, kami hadiahkan langsung kepada JANDA Asy Syahid SYAIKH AHMAD YASSIN. Ada fotonya... Adapun cincin emas, kami hadiahkan kepada JANDA Syaikh Rantissi. Ada fotonya... Adapun coin, karena ada logo perusahaan tertentu, dengan alasan keamanan, kami serahkan ke KNRP di Jakarta. Semoga semua pemberian antum, menjadi pemberat timbangan amal antum di jannah-Nya. Amin...
Terlalu banyak cerita di Gaza yang membuat semangat jihad berkobar... Terlalu banyak cerita di Gaza yang membuat air mata mengalir haru... Terlalu banyak cerita di Gaza yang membuat bibir tersenyum... Air mata... Izzah... Ukhuwwah... Keikhlashan... Semua berhimpun di kota ini... Benar-benar negeri yang ajaib... Gaza ya Gaza... Suriqo minni ba'dho qolbi... Wahai gazza... Telah kaucuri sebagian hatiku bersamamu...
*** Oleh: Eko Anugrha P. Ketua Bidang Generasi Muda dan Profesi DPW PKS NTB -dicopas dari ini
Subhanallah...
Fakta Menakjubkan!
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ , عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : " وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ ! إِنَّ مَا بَيْنَ الْمِصْرَاعَيْنِ مِنْ
مَصَارِيعِ الْجَنَّةِ لَكَمَا بَيْنَ مَكَّةَ وَهَجَرَ أَوْ كَمَا بَيْنَ مَكَّةَ وَبُصْرَى " .
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya, sesungguhnya jarak antara dua sisi pintu surga itu pasti seperti jarak antara Makkah dan Hajar, atau seperti jarak antara Makkah dan Bushra.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Mencengangkan! Ternyata jarak antara Makkah dan Hajar, sama seperti jarak antara Makkah dan Bushra. Sama-sama 1.273 KM! Persis seperti yang disabdakan Nabi Muhammad 15 abad lalu, di era belum ada atlas, google earth, atau alat pengukur jarak lainnya. Masihkah ada yang mendustakan Nabi Muhammad??
dari Jhoni Akbar D oleh Arif Rahmat Hidayat
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ , عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : " وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ ! إِنَّ مَا بَيْنَ الْمِصْرَاعَيْنِ مِنْ
مَصَارِيعِ الْجَنَّةِ لَكَمَا بَيْنَ مَكَّةَ وَهَجَرَ أَوْ كَمَا بَيْنَ مَكَّةَ وَبُصْرَى " .
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya, sesungguhnya jarak antara dua sisi pintu surga itu pasti seperti jarak antara Makkah dan Hajar, atau seperti jarak antara Makkah dan Bushra.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Mencengangkan! Ternyata jarak antara Makkah dan Hajar, sama seperti jarak antara Makkah dan Bushra. Sama-sama 1.273 KM! Persis seperti yang disabdakan Nabi Muhammad 15 abad lalu, di era belum ada atlas, google earth, atau alat pengukur jarak lainnya. Masihkah ada yang mendustakan Nabi Muhammad??
dari Jhoni Akbar D oleh Arif Rahmat Hidayat
Jumat, 17 Februari 2012
Barometer Matter
Barometer Matter
Berikut ini merupakan pertanyaan pada sebuah ujian di Universitas Copenhagen, jurusan fisika :
Uraikan cara untuk menentukan tinggi dari sebuah gedung pencakar langit, dengan menggunakan barometer.
Seorang mahasiswa menjawab : ” Ikatkan saja seutas kawat ke leher barometer, lalu turunkan barometernya sampai ke tanah. Panjang kawat ditambah panjang barometer akan sama dengan tinggi bangunan itu.”
Jawaban jujur ini membuat para penguji berang. Dapat dipastikan, si mahasiswa akan gagal ujian seketika. Namun si mahasiswa protes, berkata bahwa jawabannya tidak salah. Kemudian, pihak Universitas menunjuk seorang penengah untuk memecahkan masalah ini.
Sang penengah tidak meragukan bahwa jawaban si mahasiswa benar, tetapi tidak mencerminkan pengetahuan tentang fisika sama sekali. Untuk menyelesaikan masalah ini, diputuskan untuk memanggil si mahasiswa dan memberinya kesempatan 6 menit untuk pembuktian lisan, yang setidaknya menunjukkan prinsip-prinsip dasar fisika.
Selama 5 menit, si mahasiswa hanya duduk bergeming. Dahinya berkerut, tampak berpikir. Sang penengah kemudian mengingatkan kalau waktu terus berjalan. Si mahasiswa menjawab, bahwa dia telah menemukan beberapa jawaban yang sungguh relevan, tapi belum bisa memutuskan mana yang mau dia kemukakan. Akhirnya, karena diburu-buru, si mahasiswa pun mulai menjawab seperti ini:
”Pertama, kita bisa membawa barometer itu ke atap gedung, menjatuhkannya ke tanah, dan mengukur waktu yang diperlukannya untuk sampai ke sana. Tinggi gedung bisa didapat dari formula H =0.5g x t kuadrat. Tapi nasib malang untuk si barometer.
Atau, jika matahari sedang bersinar terik, kita bisa mengukur tinggi barometer, lalu mengukur panjang bayangannya. Kemudian kita ukur panjang bayangan gedung, dan dari situ, tinggal masalah perbandingan aritmatika untuk menentukan tinggi gedungnya.
Tapi, kalau anda ingin lebih ilmiah lagi, kita bisa mengikatkan benang, pendek saja, pada barometer, dan mengayunkannya seperti pendulum. Pertama, pada permukaan tanah, kemudian pada atap gedung. Tingginya didapat dari perbedaan gaya pemulih gravitasional T = akar 2 pi kuadrat (l / g).
Atau jika gedung ini punya tangga darurat esternal, akan lebih mudah berjalan disana dan menandai tinggi gedung dalam tinggi barometer, kemudian menjumlahkannya.
Jika anda ingin benar-benar membosankan dan ortodox, tentu saja, anda dapat menggunakan barometer untuk mengukur tekanan udara di atap gedung dan di tanah, kemudian mengkonversi perbedaannya dari millibar ke dalam feet atau meter untuk mendapatkan tinggi gedung.
Tetapi karena kita senantiasa ditekankan agar menggunakan kebebasan berpikir dan menerapkan metode ilmiah, tidak diragukan lagi, cara terbaik adalah mengetuk pintu petugas kebersihan, lalu berkata padanya ‘kalau kamu mau punya sebuah barometer baru yang bagus, akan kuberikan ini, asalkan beritahu aku tinggi dari gedung ini’.”
Mahasiswa itu adalah Niels Bohr, pemenang Nobel Fisika.
————————————————————————————————————————————————————————
kita seharusnya tidak membatasi pengetahuan dan pemahaman kita tentang sesuatu, hanya dari apa yang kita dengar, lihat, dan atau pelajari.
Terlepas dari benar-tidaknya cerita ini, ketika si otak kanan bekerja sama dan berkompromi dengan si otak kiri, mereka membuka semilyar kemungkinan, bukan?
fyi, barometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara - Wiki
sumber : Fuckyeahphysics
- dari arieare
- - dicopas dari YeahMahasiswa entri Agustus 2011
Berikut ini merupakan pertanyaan pada sebuah ujian di Universitas Copenhagen, jurusan fisika :
Uraikan cara untuk menentukan tinggi dari sebuah gedung pencakar langit, dengan menggunakan barometer.
Seorang mahasiswa menjawab : ” Ikatkan saja seutas kawat ke leher barometer, lalu turunkan barometernya sampai ke tanah. Panjang kawat ditambah panjang barometer akan sama dengan tinggi bangunan itu.”
Jawaban jujur ini membuat para penguji berang. Dapat dipastikan, si mahasiswa akan gagal ujian seketika. Namun si mahasiswa protes, berkata bahwa jawabannya tidak salah. Kemudian, pihak Universitas menunjuk seorang penengah untuk memecahkan masalah ini.
Sang penengah tidak meragukan bahwa jawaban si mahasiswa benar, tetapi tidak mencerminkan pengetahuan tentang fisika sama sekali. Untuk menyelesaikan masalah ini, diputuskan untuk memanggil si mahasiswa dan memberinya kesempatan 6 menit untuk pembuktian lisan, yang setidaknya menunjukkan prinsip-prinsip dasar fisika.
Selama 5 menit, si mahasiswa hanya duduk bergeming. Dahinya berkerut, tampak berpikir. Sang penengah kemudian mengingatkan kalau waktu terus berjalan. Si mahasiswa menjawab, bahwa dia telah menemukan beberapa jawaban yang sungguh relevan, tapi belum bisa memutuskan mana yang mau dia kemukakan. Akhirnya, karena diburu-buru, si mahasiswa pun mulai menjawab seperti ini:
”Pertama, kita bisa membawa barometer itu ke atap gedung, menjatuhkannya ke tanah, dan mengukur waktu yang diperlukannya untuk sampai ke sana. Tinggi gedung bisa didapat dari formula H =0.5g x t kuadrat. Tapi nasib malang untuk si barometer.
Atau, jika matahari sedang bersinar terik, kita bisa mengukur tinggi barometer, lalu mengukur panjang bayangannya. Kemudian kita ukur panjang bayangan gedung, dan dari situ, tinggal masalah perbandingan aritmatika untuk menentukan tinggi gedungnya.
Tapi, kalau anda ingin lebih ilmiah lagi, kita bisa mengikatkan benang, pendek saja, pada barometer, dan mengayunkannya seperti pendulum. Pertama, pada permukaan tanah, kemudian pada atap gedung. Tingginya didapat dari perbedaan gaya pemulih gravitasional T = akar 2 pi kuadrat (l / g).
Atau jika gedung ini punya tangga darurat esternal, akan lebih mudah berjalan disana dan menandai tinggi gedung dalam tinggi barometer, kemudian menjumlahkannya.
Jika anda ingin benar-benar membosankan dan ortodox, tentu saja, anda dapat menggunakan barometer untuk mengukur tekanan udara di atap gedung dan di tanah, kemudian mengkonversi perbedaannya dari millibar ke dalam feet atau meter untuk mendapatkan tinggi gedung.
Tetapi karena kita senantiasa ditekankan agar menggunakan kebebasan berpikir dan menerapkan metode ilmiah, tidak diragukan lagi, cara terbaik adalah mengetuk pintu petugas kebersihan, lalu berkata padanya ‘kalau kamu mau punya sebuah barometer baru yang bagus, akan kuberikan ini, asalkan beritahu aku tinggi dari gedung ini’.”
Mahasiswa itu adalah Niels Bohr, pemenang Nobel Fisika.
————————————————————————————————————————————————————————
kita seharusnya tidak membatasi pengetahuan dan pemahaman kita tentang sesuatu, hanya dari apa yang kita dengar, lihat, dan atau pelajari.
Terlepas dari benar-tidaknya cerita ini, ketika si otak kanan bekerja sama dan berkompromi dengan si otak kiri, mereka membuka semilyar kemungkinan, bukan?
fyi, barometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara - Wiki
sumber : Fuckyeahphysics
- dari arieare
- - dicopas dari YeahMahasiswa entri Agustus 2011
Langganan:
Postingan (Atom)