Mowned

Mowned
My Gadget Timeline

Minggu, 29 Maret 2009

Situ Gintung mengingatkanku pada sebuah... cerita.

Masya Allah. Kemaren 2 hari yg lalu ada musibah. Bukan disini ditempatku tapi di Jakarta. Tepatnya di desa cirendeu Tangerang.. sebuah danau buatan (situ) yg bernama gintung meluap.. ya tentu karena cuaca yg terus menerus hujan (bahkan kata orang, ada hujan es pula). Tapi yg bikin heboh, bukan sekedar meluap tapi tanggul pembatasnya jebol… menyebabkan air dengan volume nggak kurang dari 600 juta m^3 menerjang pemukiman warga disekitarnya (yg letaknya bervariasi, ada tinggi ada rendah tapi semuanya lebih rendah dari situ tsb.). dan apa yg terjadi? Naudzubillah. Tsunami kecil, menenggelamkan banyak perkampungan seketika.

Waduh.. berat banget cobaan itu. Kasian warga disana. Pastinya menderita. Dan ini bakalan jadi cerita g ga akan terlupakan sampai anak cucu. (ga usah sampai 7 turunan, ga bakal nyampe).

Jadi kenapa? Karena bencana ini bikin aku teringat sama cerita banjir zaman Nabi Nuh AS. Kan ceritanya banjir itu menerjang seluruh dunia, nggak ada yg lolos dari air azab Tuhan tsb. Tapi coba pikir sejenak, (tanpa bermaksud merendahkan kuasa Illahi sama sekali)pada zaman Nabi Nuh itu, berapa banyak sih manusia di muka bumi? Dan lagi, dimana aja penyebaran manusia zaman itu? Kan zaman Nabi Nuh (kalo aku nggak salah ingat) hanya berjarak 6 generasi dari Nabi Adam?

Nah, aku dulu pernah dengar penjelasan begini, penjelasan ilmiah tentang banjir Nabi Nuh. Pada waktu Nuh diangkat menjadi nabi, manusia di muka bumi sudah mencapai bilangan sangat banyak, bersuku2 dan berkelompok2, bahkan ada raja2. Nah tapi, dari bukti2 sejarah mereka semua itu hanya mendiami satu daerah yg sangat luas di utara semenanjung arab. Daerah yang sekarang merupakan perbatasan dari negara2 seperti Turki, Rumania, Rusia, Georgia, dll. Daerah yg sekarang tergenang air dan kita sebut sebagai Laut Hitam.

Jadi, dahulu (sangat sangat lama, namanya juga 6 generasi setelah Adam) umat manusia menetap di wilayah tsb, dengan Nuh menjadi nabi untuk menyeru mereka kembali kepada Allah SWT. Tempat mereka tinggal adalah sebuah cekungan, tepatnya sebuah lembah, yang dibatasi dari laut mediterania oleh sebuah perbukitan.

Pada waktu itu (diperkirakan pada akhir zaman es), laut hitam hanyalah sebuah perairan kecil yg diliputi daratan kering, seperti sebuah danau. Nah, dimana-mana, masyarakat purba lebih senang tinggal di tempat yang dekat air, termasuk umat Nabi Nuh.

Pada waktunya, “perbukitan” yang memisahkan laut hitam dan daratan di sekitarnya dari laut mediterania (yang sebenarnya menurut hipotesa hanyalah sebuah daratan es) pecah, meleleh, mencair dan menyatu dengan air lautan mediterania. Massa lautan tersebut mengalir, berpindah menuju daerah yg lebih rendah didekatnya.. wilayah perkampungan manusia. Dan laut tersebut tidak sekedar berpindah, tapi menurut perkiraan, volume air yang masuk sama dengan 200x lipat air terjun Niagara, dengan kecepatan 96 km/jam.

Apa kira2 yg terpikirkan oleh manusia purba tsb, melihat “laut” mengalir ke tempat mereka? air bah, banjir maha dahsyat, suatu hal yang tak mungkin mereka lupakan seumur hidup mereka, dan tentu saja akan diturunkan terus menerus kepada generasi-generasi setelahnya. Dimana hanya sedikit manusia yang patuh kepada Sang Nabi yang selamat dari “hukuman Tuhan” tersebut.

Nah, inilah yang bikin aku teringat banjir Nabi Nuh saat melihat bencana situ gintung. Pada prinsipnya, 2 kejadian itu sama, sama2 air yang berpindah kewilayah lebih rendah disekitarnya, karena batas dari air itu “jebol”. Sama2 menerjang pemukiman manusia. Sama2 dari Tuhan. hanya yang satu jauh lebih besar.. dan sama2 event skala besar yang tentu saja tak mudah dilupakan.

Masya Allah, Naudzubillah, Subhanallah… Ya Allah, lindungilah kami selalu. kami sadar hanya Engkau yg mampu membalikkan nasib dalam sekejab tangan.

Senin, 09 Maret 2009

Ya Allah.. ada lagi tanda-tanda kiamat!?

baru aja baca di internet, Peneliti Utama Astronomi-Astrofisika LAPAN Thomas Djamaluddin mengonfirmasi adanya asteroid sepanjang 50km mendekati bumi, dimana sekarang ini, jaraknya hanyalah setengah jarak bumi dan bulan!

walaupun menurut Thomas, objek ini diperkirakan tidak akan sampai menumbuk bumi, melainkan hanya melewati. namun, bagaimana seandainya asteroid itu benar-benar memasuki bumi?

dalam sejarah pernah beberapa kali kejadian asteroid memasuki bumi. 65 Juta tahun lalu, sebuah asteroid menumbuk bumi di semenanjung Yucatan (Meksiko) dan diduga kuat mencetuskan perubahan iklim yang melenyapkan dinosaurus dari muka bumi.

sekitar 10.000 tahun silam, sebuah asteroid juga pernah menumbuk bumi di wilayah Arizona, USA. tumbukan asteriod (yang diperkirakan berdiameter 10m) tersebut menimbulkan kawah selebar 180 m.

termasuk yang paling dekat, pada tahun 1908, sebuah benda (yang diperkirakan juga asteroid) meledak di atas sungai Tunguska, Siberia (jadi nggak sampai menumbuk permukaan bumi), menimbulkan ledakan dan gelombang kejut besar, menghancurkan 80 juta pepohonan di hutan-hutan sekitarnya dengan diameter 2150 km^2. sebuah gelombang kejut berkekuatan 10-15 megaton, menghasilkan kekuatan setara 1000 kali lipat ledakan bom Hiroshima. (1/3 kekuatan Tsar Bomba, bom terkuat yang pernah diciptakan manusia), syukurlah kejadian itu terjadi di atas wilayah yang tidak berpenghuni.



sebuah tumbukan asteroid berkekuatan sedang akan menimbulkan bola api yang mirip dengan percobaan bom atom Apache tahun 1956 ini. Kekuatan yang lebih besar, seperti yang dipercaya memusnahkan dinosaurus, akan menekan atmosfer dengan jauh lebih cepat dan ganas, sehingga tidak akan ada bentukan awan jamur.

menurut wikipedia, masih ada event-event lain dimana sebuah asteroid nyaris menumbuk bumi:
Date Place Yield of explosion (TNT equivalent) Height of explosion Remarks
June 30, 1908 60 kilometres (37 mi) westnorthwest of Vanavara, at 60°53' 09"N, 101°53' 40"E[9] in Krasnoyarsk Krai, Imperial Russia 10–15 Mt 8.5 km (5.3 mi) Tunguska event
August 13, 1930 Curuçá River Area, Amazonas, Brazil 0.1-1.0 Mt
May 31, 1965 Southeast Canada 600 t 13 km (8 mi) 1 g (0.035 oz) material from meteorite found
September 17, 1966 Lake Huron, Michigan, United States 600 t 13 km (8 mi) No material from meteorite found
February 5, 1967 Vilna, Alberta, Canada 600 t 13 km (8 mi) Two very small fragments found - 48 milligrams (0.0017 oz) and 94 milligrams (0.0033 oz).

Stored at University of Alberta, in Edmonton. [43]

September 22, 1979 Southern Indian Ocean 2 kt

January 19, 1993 Lugo, Northern Italy > 10 kt
> -20a
January 18, 1994 Cando, Spain


June 6, 2002 Mediterranean Sea between Libya and Greece 26 kt

September 25, 2002 Bodaybo, Russia 0.5 – 5 kt

Minggu, 08 Maret 2009

Ya Tuhan.. Ada apa sama NTU??


Singapura - Seorang staf Nanyang Technological University (NTU), Singapura ditemukan tewas gantung diri di apartemennya pada Jumat, 6 Maret malam.

Kematian Zhou Zheng asal Hubei, China itu tak ayal menimbulkan tanda tanya besar. Sebab insiden ini terjadi hanya selang beberapa hari setelah kematian mahasiswa NTU asal Indonesia, David Hartanto Widjaja.

David tewas setelah terjatuh dari gedung fakultas NTU pada Senin, 2 Maret lalu. Ini berarti hanya dalam hitungan waktu sepekan telah terjadi dua insiden kematian di kampus tersebut.

Ada fakta menarik dalam dua insiden kematian tersebut. David dan Zhou sama-sama berlatang belakang School of Electrical and Electronics Engineering (EEE) NTU.

Bedanya, David merupakan mahasiswa tingkat akhir EEE sedangkan Zhou merupakan lulusan EEE pada Juli 2008. Demikian seperti dilansir Channel News Asia, Sabtu (7/3/2008).

Zhou yang berusia 24 tahun itu, sempat bekerja pada sebuah perusahaan setelah kelulusannya. Namun dia diberhentikan dua bulan kemudian.
Setelah itu Zhou bergabung dengan NTU sebagai Project Officer di EEE pada 2 Maret lalu, hari yang sama dengan kematian David!

Ada apa ini? Misterius!

(sumber : detik.com, 07/03/09)

Jumat, 06 Maret 2009

Toleransi emang susah ya.

toleransi emang penting. ga hanya dalam berhubungan sosial kayak dalam pelajaran PPKN zaman SD dulu, tapi ya dalam semua sendi kehidupan, termasuk persahabatan, persaudaraan, dan pernikahan.

(baru inget tadi nonton kepompong. ortunya Helen ikutan konseling pernikahan, dan itulah yang dianjurin sama mereka.. take and give. haha.)

tapi ini emang bukan perbuatan yg ringan, lo. coba aja inget2 sendiri, waktu dulu kita masih sama ortu, pernah nggak menolak permintaan beliau buat beliin sesuatu ke toko? atau sekarang setelah kuliah dan 'hidup' sama temen, kapan kita terakhir 'berempati' saat dia lagi ada masalah, bukan 'bersimpati'? atau nanti ketika udah nikah, mungkin nggak kita (cowok) menuruti apa yg istri tersayang kita minta ketika lagi ngidam, padahal sendirinya juga lagi nggak enak badan?

atau gini. seorang istri pergi ke dokter nemenin anaknya yg sakit gigi. ternyata dia agak telat, sekarang udah nomor 10 daftar antrian.. jadinya harus nungguin antrian sampe selesai.. masih 15 orang lagi.., padahal dia urutan pertama daftar antriannya, dengan kata lain harus nunggu minimal 3 jam lagi.

dimana tadinya, sebelum dia pergi, si suami mesen beliin sate yg ada di dekat klinik dokter tsb. nah, karena lama nunggu antrian, akhirnya si istri pulang udah kemaleman.. dan satenya udah nggak ada.. sehingga dia nggak bisa beliin si suaminya..

tiba di rumah, si suami langsung menyambut si istri (yg tentu aja kecapean, wong nunggu 3 jam lebih). tapi, kata pertama yang dia ucapin...

"satenya?"

wahh. kebayang nggak sebenarnya gimana perasaan si istri ?


nah, emang susah banget kan bertoleransi itu.