Mowned

Mowned
My Gadget Timeline

Minggu, 26 Juli 2009

Presiden pilhan rakyat (2)

kita melihat sudah resmi, bapak Soesilo Bambang Yudhoyono dinyatakan sebagai pemenang Pilpres RI 2009. kemenangan bapak SBY dinyatakan 'telak' dan hanya melalui 1 putaran. tentunya setelah kita melihat prosesi Pemilu 2009, baik Pemilu Legislatif maupun Pemilu sekarang, kita bisa menerima hasil ini dengan lapang dada (bagi pihak yg kalah) dan syukur berbahagia (bagi pihak pemenang) karena prosesi Pemilu kali ini (saya rasa) cukup aman dan tidak banyak masalah.

karena saya berpandangan begitu, saya jadi bertanya-tanya sebenarnya mengapa pihak-pihak yang kalah (dalam Pilres) tidak lapang dada menerima kekalahannya? sedangkan pihak yang kalah (mereka juga kan) dalam Pileg fine-fine aja.

di media dikatakan bahwa mereka tidak menerima hasil pilpres karena alasan (klasik) DPT yang bermasalah. dari statistik didapatkan sekitar 27% rakyat Indonesia yg memiliki hak pilih tidak memilih alias golput. nah, inilah yang mereka permasalahkan, kata mereka si golputers ini memang sengaja digolputkan! bukan memang memilih golput. apa benar?

kalau memang pihak yang golput tidak memilih karena 'digolputkan', kenapa mereka tidak bersuara dan mengecam pemerintah sendiri? kenapa hanya pihak2 yang kalah dalam pilpres yang bersuara mengecam pemerintah? kan aneh, sedangkan Mahasiswa aja tahun 1998 bisa menggulingkan Presiden. kemana perginya semangat rakyat 98 itu? atau memang alasan untuk mengecam pemerintah itu tidak ada? kalau begitu, pendapat awal kita hanya bisa satu, yaitu pihak yang golput memang sengaja memilih untuk golput, bukan sengaja digolputkan.. makanya mereka tidak bersuara. di media sekalipun bisa kita lihat sendiri, suara-suara pemngecaman atas kejanggalan pilpres memang hanya keluar dari mulut pihak yang kalah.. bukan masyarakat yang jurdil.. http://www.bbc.co.uk/indonesian/indonesia/story/2009/07/090725_electiondispute.shtml

coba kita lihat hasil Pipres kali ini dibandingkan dengan hasil Pileg (angka kasarnya saja); Pasangan 1 memperoleh 27%, Pasangan 2 60%, Pasangan 3 13%. Partai-partai pendukung yang lolos Pileg, pendukung 1: 14% + 4% = 18%, pendukung 2: 20% + 7% + 6% + 5% + 4% = 42%, pendukung 3: 14% + 3% = 17%. nah, gimana perbandingannya? lumayan relevan kan? lalu dimana letaknya hasil pilpres kali ini tidak benar..?

bahkan menurut survey, 80% masyarakat menilai Pilpres ini Jurdil...!

LSI: 80 Persen Masyarakat Nilai Pemilu Jurdil
16/07/09

Jakarta - Dari hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI), Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) telah dilakukan secara jujur dan adil (jurdil). Ini membantah tudingan elit politik tertentu yang selama ini mengatakan sebaliknya.

"Di tingkat elit mengatakan, jika pemilu tidak berjalan dengan jujur dan adil, tapi ini terbantahkan dari penelitian kami yang mengatakan masyarakat lebih memilih jika pemilu itu jujur dan adil," ujar Direktur Eksekutif LSI Kuskrido Ambardi di kantornya, Jl Lembang Terusan, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (16/7/2009).

Menurut dia, masyarakat sebagai pemilih menilai pemilu itu sangat jujur dan adil. Dari data LSI, 80 persen masyarakat menilai jika pelaksanaan Pileg dan Pilpres sangat jurdil. Data lainnya, 85 persen mengatakan puas dengan pelaksanaan demokrasi di Indonesia.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini ada dua. Pertama, lewat exit poll yang dilakukan pada tanggal 9 April 2009 dan 8 Juli 2009. Untuk Pileg, setiap satu TPS diambil dua responden dari 2.100 TPS di Indonesia. Dengan marjin eror kurang lebih 1,7 persen dan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen. Untuk exit poll yang dilakukan pada Pilpres, satu TPS satu orang sampel dengan jumlah TPS yang sama. Marjin eror 2,4 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Metode kedua adalah post election survey dengan jumlah sampel 2.000 TPS. Marjin eror 2,4 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Terkait hasil ini, pakar filsafat politik UI Rocky Gerung menilai adanya perbedaan cara pandang masyarakat dan para elit politik. Masyarakat dipandang lebih mampu menilai secara obyektif.

"Kalau protes elit adalah protes yang ditunggangi kepentingan, sehingga ada
perbedaan," ucapnya.


maka dari itu, kembali, mari kita terima hasil Pilpres ini dengan sama-sama berbahagia. walau ini kurang relevan, ingatlah, jika kita tertawa, seluruh dunia akan tertawa bersama kita. jangan bersedih karena kita akan bersedih sendirian.

Tidak ada komentar: